Bukannya mau sok cinta lingkungan nih, tapi Bumi memang lagi butuh bangat untuk dicintai!! Save the Earth now, would you please!? Desas-desus tentang ancaman global warming semakin santer terdengar dan semakin gencar dikampanyekan di berbagai media. Apalagi sejak Konferensi PBB mengenai perubahan iklim (UNFCCC) di Nusa Dua Bali tanggal 3-14 Desember 2009 kemaren, Global Warming semakin menjadi hangat dibicarakan di mana-mana. Misalnya saja, forum-forum di internet semakin banyak yang mengangkat topik ini. Jejaringan sosial pun menjadi ajang tukar pikiran dalam hal mencari fakta teoristis global warming. Belum lagi talkshow atau iklan layanan masyarakat di media dengan berbagai corak dan gaya menghibau kepedulian masyarakat terhadap ancaman perubahan iklim. Jadi, tak akan heran lagi sekarang jika ada segerombolan anak muda membicarakan global warming di pinggir jalan sambil menyantap bakso favorit mereka. Atau ketika sekelompok bapak-bapak yang nongrong sambil ngopi di kedai pinggiran kampung membahas fenomena ini.
Sedikit disayangkan sih, kok baru hot sekarang sementara ancaman hampir di depan mata. Tapi syukur deh banyak pihak sudah mulai menyadari. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Padahal gejala global warming ini sudah dimulai sejak lama. Dari revolusi industri mulai dikembangkan dibanyak negara dengan alasan kebutuhan berbasis modernisasi. Dan pola hidup masyarakat semakin tidak terkendali mengancam lingkungan. Padahal sebenarnya kita sudah diingatkan. Aku inget bangat, waktu SD ketika belajar IPA sudah diterangin soal efek rumah kaca. Walau pun hanya dengan penjelasan yang sederhana dengan cause-and effect yang tidah jelas (buktinya sekarang ini saja masih banyak yang tidak paham apa itu ‘efek rumah kaca’. Yang mereka bayangkan malah benar-benar rumah kaca-nya). Tapi pelajaran itu benar-benar terpatri dalam benar ku, apalagi IPA selalu menjadi pelajaran faviritku. Di SMP pun masih disinggung soal fenomena ini. Ketika belajar Fisika tentang pengaruh gas CFC pada kulkas dan parfum dapat merusak lapisan ionosfer, dan dalam pelajaran Kimia diajarkan bahwa Freon itu bisa merusak lapisan ozon (O3) dan memperparah efek rumah kaca yang mengancam kehidupan Bumi.Aku bahkan ingat pernah diberitahu bahwa pada bagian kutub selatan Bumi, lapisan Ozonnya sudah rusak. Sejak saat itu, pandangan ku terhadap parfum spray (yang baunya sangat menyengat) mejadi semakin buruk. I always consider it as a mslfunction product. Selain mahal, bikin bau tubuh terlalu ‘ngejreng’, bisa mengancam bumi pula! Mending jangan dipakai deh!
Sekarang ini kalau ada yang masih belum tau apa itu Global Warming sebenernya udah kelewatan. Tapi tak apalah direview lagi. Secara sederhana, global warming atau yang diterjemahkan menjadi ‘pemanasan global’ adalah suatu gejala makin meningkatnya suhu rata-rata minimum dan maksimum di permukaan bumi. Artinya, jika suhu daerah tropis memang sudah panas meningkat sih tidaklah apa-apa. Tapi jika suhu daerah sub-tropis dan kutup meningkat iytu artinya bahaya. Dan dalam fenomena ini itulah yang terjadi. Karena suhu global Bumi semakin meningkat itu akan sangat berpengaruh terhadap iklim dan keseimbangan lapisan hidrosfer Bumi. Jadi, kenapa pemanasan global terjadi? Alasannya banyak, dan semuanya berkolaborasi satu sama lain, membuat keadaan makin rumit. Salah satunya, karena di Bumi semakin banyak polusi emisi karbon (CO2) yang dilepas keudara. Gas ini semakin banyak dihasilkan oleh aktifitas manusia seperti kendaraan bermoto, pembakaran, dan lain sebagainya. Gas ini sebenarnya bisa direduksi dengan proses alami oleh tumbuhan, namu jika sudah terlalu banyak alam tak lagi mampu memproses—diubah menjadi oksigen—secara alamiah, karena jumlahnya ga sebanding dengan paru-paru bumi, alias pepohonan. Sehingga gas CO2 ini, karena ringan akan mengapung memenuhi atmosfer Bumi dam membuat panas dari permukaan Buni tak bisa keluar daro atmosfer menuju angkasa. Ibarat nya nih, kita lagi ada dalam mobil yang jendela kacanya tertutup, cahaya matahari dapat masuk melalui kaca dan memanaskan udara di dalam mobil tapi panas itu tak bisa keluar menembus kaca yang tertutup tadi. Parahnya jika AC mobil rusak dan kaca tak bisa dibuka. Uhhh, neraka banget kan? Udah panas, pengap, sesak, ga ada udara segar, euuhg.. nunggu mampus deh. Selain itu, lapisan ozon di atmosfer bumi makin menipis, padahal selain berfungsi sebagai oksidator atau pembentuk oksigen, ozon ini juga berguna mencegah atau meminimalisir sinar UV dan sifat-sifat destruktif sinar matahari yang akan masuk masuk ke Bumi.
Sama dengan kondisi Bumi sekarang, industri dan kendaraan bermotor yang mengeluarkan emisi makin banyak, sementara hutan—the carbon sink—makin gundul, atmosfer bumi makin rusak. Permukaan bumi makin panas; slowly but sure bumi mengalami perubahan iklim. Kalau tidak segera ditanggulangi, Bumi kita bakal menuju ke arah kehancuran fatal karena ulah kita sendiri. Salah satu dampak perubahan iklim yang sudah terasa antara lain, kemarau panjang, curah hujan yang semakin tak teratur, suhu rata-rata Bumi meningkat, dan persentase es dikutub mulai berkurang. Nah, efek yang terakhir aku rasa semakin nyata pengaruhnya adalah mencairnya es di kutub sehingga volume air laut semakin meningkat yang mengakibatkan naiknya permukaan laut. Menurut survey terkini, dalam 100 tahun terakhir diperkirakan permukaan laut naik setinggi 100cm. Waduh! Bisa kebayang kalo kita semakin memperburuk keadaan ini, bisa-bisa kota-kota pesisir terendah tenggelam (seperti Belanda misalnya, yang terkenal dengan dam-nya karena letaknya lebih rendah dari permukaan laut). Banjir mulai sering terjadi, apa lagi di daerah pesisir yang diakibatkan air pasang dan diperburuk oleh curah hujan yang tidak mementu. Di Jakarta aja misalnya, kalo sudah hujan, sudah pasti banjir (ini sih sudah menjadi rahasia umum). Sedangkan udara rasanya makin hari makin panas saja. Di rumah, kalau tak ada AC atau kipas angin mana tahan deh, sumpek dan keringetan (kalo sumpek gara-gara berantakan sih udah biasa, terutama kalo yang meghuni tu rumah laki semua, hehehe). Bahkan di musim penghujan pun orang banyak ngeluh kepanasan! Kalau sudah begitu ingin rasanya bermigrasi ke Iceland (dan nongkrong bareng sama beruang kutub dan pinguin yang lucu-lucu di sana hahaha). Di sisi lain, keadaan memang semakin pengap. Apalagi pertumbuhan perekonomian dunia mengakibatkan banyak manusia mengeksploitasi alam secara benrlebihan. Di kota sangat jarang ditemukan ruang hijau yang menyegarkan udara. Lapangan rumput dan sesemakan yang dulu tempat bermain yang nyaman, sekarang berganti menjadi belantara beton yang membuat udara semakin panas serta meminimalisir daerah resapan air. Jadi kalo terus banjir, salah siapa coba! Kemudian perubahan iklim juga menunjukkan efek yang luar bisa. Masih ingat dengan nama-nama badai dan angin puting beliung yang cantik-cantik di media? Ada badai La Nina, El Nino, Katrina, dan nama-nama yang mengarahkan imajinasi kita ke cewek-cewek sexy yang menggoda. Tapi jangan salah, justru badai-badai tersebut merupakan bencana regional yang dashyat menghantui setiap persisir pantai samudra, terutama di sikitar Pasifik. Nah, itu juga salah satu dampak perubahan iklim. Kalo terus-terusan kita memperparah keadaan Bumi dengan berbuat semena-mena terhadap lingkungan, bencana yang jauh lebih besar—yang membayangkannya saja sudah bikin merinding seperti illustrasi di film 2012—bakalan terjadi: kekeringan, gagal panen di mana-mana, air bersih langka, wabah penyakit merebak, permukaan air laut naik, daerah pesisir bakal tenggelam, banjir… Oh no! Seperti di film Ice Age-Melt Down, Jutaan kubik es yang membeku mencair dan menjadi air bah yang paling menakutkan seperti di zaman Nuh. Dan yakin deh, bahtera sebesar apa pun tak akan mampu menyelamatkan kehidupan di Bumi.
Now what we should do?
Kita semua tak mau kan hal-hal yang mengerikan itu sampai terjadi? Bagaimanapun ini Bumi kita, our one and only living planet. So, let’s show a little concern, sekarang bukan jamannya lagi bersikap tak peduli (don’t act such a dolt, kalo masih lepas tangan kita semua akan menerima akibatnya. Bukan hanya kamu, aku, atau mereka, tapi kita semua). Mari kita melakukan tindakan nyata. Hehe, ga perlu sampai harus ikut Sidang PBB atau gabung dengan Greenpeace sih, cukup dengan melakukan hal-hal yang kecil tapi bisa sangat berarti saja, at least jangan bikin tambah parah deh. Kalau menurut aku, yang dapat kita lakukan secara personal antara lain:
1. Jaga lingkungan biar tetap bersih. Anak TK juga tau, kalo buang sampah mesti pada tempatnya. Dan ketahui lah, bahwa masalah Bumi yang paling serius sekarang adalah sampah dan limbah yang sudah mencemari lingkungan dang mengganggu keseimbangan ekosistem dan siklus alami bumi.
2. Hemat listrik dan energi. Jangan lupa matikan lampu, TV, komputer, audio tape, dan alat elektronik lainnya kalau sudah selesai dipakai. Sekarang banyak kampanye hemat energi dianjurkan kepada kita, kenapa ga ikutan nimbrung aja, toh tak ada salahnya. Ikutan ambil bagian di Earth Hours misalnya.
3. Hemat air. Bukan berarti untuk melarang mandi dan bersih-bersih nih :-P, tapi sebisa mungkin hindari pemakaian air yang tak perlu. Bukankah agama juga menganjurkan untuk tidak mubazir, karena perbuatan mubazir itu temannya setan. Jadi selain membantu kelestarian bumi sekaligus dapat pahala. Ada nilai plus-nya juga kan?!
4. Hemat BBM sekaligus kurangi emisi. Biasakan menggunakan transportasi umum, kalo tujuannya deket, jalan kaki atau sepeda aja. Budayakan juga kebiasaan 'menebeng' dan 'ditebengi', hehe… Siapa tau segalanya berawal dari 'nebeng'… (maksudnya, siapa tau cinlok hehehe.)
5. Hemat kertas. Tau kan kalau kertas/pulp itu dibuat dari pohon? Kalo pengen bikin draft tulisan, mending bikinnya di komputer aja, paperless kan? Begitu juga dengan buku harian, lirik-lirik lagu yang kamu download dari lyrics.com mending disimpan saja di harddisk, ga usah diprint, lebih bagus lagi kalo langsung dihafalin… heh. Kalo mau nyontek tugas juga ga usah difotocopy, minta soft copynya aja (Bukan bermaksud nganjurin loh..) Trus, kalo ga lagi influenza, kurangi pemakaian tissue. Emang praktis sih, tapi sangat boros dan nyampah banget… Kenapa ga kembali ke saputangan? Lebih historis dan konvensional, biar berasa kayak kisah-kisah satra lama gitu hehehe.
6. Menggunakan bahan kebutuhan sehari-hari yang ramah lingkungan. Seperti misalnya, memakai parfum yang tidak mengandung CFC (Chlorofloro Carbon), atau memakai peralatan hasil daur ulang dan dari bahan yang bisa terurai secara alamiah dengan cepat ketika sudah tidak bisa dipakai dan menjadi sampah.
7. Sebarkan dan buat orang lain sadar tentang bahaya Global Warming. Makin banyak yang tau makin banyak yang melakukan tindakan nyata, dan makin besar pula dampaknya bagi usaha penanggulangan global warming. Seperti aku men-tag tulisan ini ke jejaringan sosial biar yang lain juga tau and ngasih tau lagi ke yang lainnya. Bikin orang se-Bumi tau!
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dilakukan, tapi menurut aku yang paling bisa dan mudah dilaksanakan adalah kira-kira seperti yang sudah aku jelaskan di atas itu. Namun masih banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk mengkampanyekan 'Stop Global Warming'. Selain tindakan-tindakan kecil dengan menjaga kabiasaan buruk kita dan masyarakat memperburuk keadaan lingkungan, bisa juga dengangerakan-gerakan masif seperti mendaur ulang sampah. Sekarang ini saja, sudah banyak ditemukan industri-industri kecil pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Atau usah membudidayakan bahan-bahan tak terpakai menjadi berguna lagi (recycle). Atau paling tidak, kita bisa mengurangi pemakaiannya, misalnya, kalau membeli produk tertentu, pilih yang re-fill saja, atau pilih produk dengan kemasan yang recyclable alias bisa didaur ulang. Trus, kita juga bisa bantu dengan menanam pohon; penghijauan kecil-kecilan dimulai dari lingkungan rumah.
Intinya, kita harus peka dan peduli-lah terhadap lingkungan… Sekali lagi, kalau masih juga ada orang yang bersikap masa bodoh setelah tau tentang fenomena global ini, keterlaluan bangat deh! Aku bingung menggolongkan apakah orang itu tak punya hati atau tak punya otak… Yang pasti orang jenis ini hanya jadi beban saja bagi kelestarian Bumi ini… How about you?
Celebrating World Earth Day (April 22nd, 2010)
Go Green.. It's time to prevent our lovely earth from damage.. Let's STOP GLOBAL WARMING!
BalasHapus