
Bagaimana mungkin aku berharap ditemani tetumbuhan?
Yang ada hanya pohon-pohon palem tua berpelepah kering
Menjuntai layu dari bonggol batangnya yang kering meranggas
Tempat aku tersandar penuh lelah
Menatap genangan kemilau yang luas seperti danau berair jernih yang menyegarkan.
Tapi tidak!
Aku tak akan mencoba untuk berlari lagi
Memaksakan keletihanku untuk merangkak menyeret bayangan yang semakin memanjang
Dan menjambangi genangan jernih menggoda itu.
Aku dibantah pengalaman
Karena aku tahu akan tertipu lagi oleh riaknya yang menguarkan kesejukkan semu
Di antara terik mentari yang bertengger angkuh di singgasana biru.
Keletihanku mungkin terpengaruh, tapi tidak keteguhanku
Semuanya sudah tercabik dalam perjalannan ini
Mimpi-mimpiku
Harapan yang mereka gantungkan padaku
Keinginanku
Dan bayangan-bayangan muluk yang dulu menjauhkan aku hingga ke tempat ini
Tapi tidak kali ini.
Aku sudah tak punya apa-apa lagi
Selain harga diri yang ku genggam dengan tangan gemetar, berpeluh bercampur pasir
Ini sajalah yang akan membutaku tetap ada
Di benak-orang-orang yang ku cinta.
SOCIALIZE IT →