Sebuat catatan lama yang pernah ku muat di Facebook pada 13 Februari 2010 jam 19:56.
Prolog,: Euforia Valentine's Day menggema di relung hati pasangan tua dan muda di bulan Februari ini. Mencoba berekspresi semengesankan mungkin untuk sebuah selebrasi yang masih dipertanyakan. Pro dan kontra masih bersileweran mencari kesalahan atau pembenaran untuk budaya yang diadaptasi. Dan esensi hari 'kasih sayang' tetap berjalan mengabaikan keberatan dan larangan. Meciptakan kepanikan nakal dalam relung hati yang muda yang bercinta. Namun, apa pun fakta tetang 'Hari Cinta Sedunia' ini, ada baiknya kita kembali merenung memikirkan manfaat dan mudharat. Jangan berlebihan, karena kemubazhiran itu teman setan.
Hari romantis?
Adakah satu hari dimana terjadi ritual pembantaian manusia besar-besaran di seluruh dunia yang bukan saja terus diperingati, tapi juga dilakukan berulang-ulang, setiap tahunnya? Tanggal 14 Februari, atau biasa dikenal dengan Valentine’s Day. Saya tidak mengacu pada konflik berdarah antar mafia Al Capone dan Bugs Moran pada musim dingin 1929. Saya juga tidak berbicara tentang hari kematian martir seorang santo di abad 3 Masehi yang kemudian menjadi asal-usul nama Hari Valentine. Yang saya maksud adalah pembantaian hati para pria dan wanita di seluruh dunia yang dilakukan atas nama cinta, baik mereka yang sudah dalam hubungan asmara ataupun masih single. Pernahkah terbayang ada berapa banyak orang yang mengalami patah hati karena ungkapan perasaan cintanya ditolak pada hari itu? Valentine’s Day juga membuat pria dan wanita yang belum memiliki pasangan merasa aneh, cacat, depresi karena merasa tidak terlibat dalam perayaan sedunia itu. Itu sebabnya menjelang hari Valentine, banyak yang terpikir menyatakan perasaan, atau menembak, gebetannya. Sayang sekali, ide itu justru membuka resiko depresi lebih parah karena penolakan yang Anda terima di hari itu berarti akan dirayakan oleh ratusan juta manusia setiap tahunnya. Tidak peduli apapun cara nembak yang Anda pilih, misalnya lewat radio atau di tepi sawah, secara statistik 14 Februari adalah hari terburuk untuk melakukannya! Rasa sakit hati yang anda alami mampu untuk mendorong anda melakukan tindakan bodoh seperti bunuh diri massal, menculik anak orang dan membunuh kekasih idaman Anda; tentu itu kejutan terbesar yang pernah dia dapatkan, sekaligus kejutan terakhir dalam hidupnya…
Bagi yang sudah memiliki hubungan, tren Valentine’s Day memiliki kecenderungan merusaknya karena adanya harapan-harapan yang tidak sehat tentang hari tersebut. Pria dan wanita mengalami lebih banyak tekanan pada hari itu dibandingkan dengan hari-hari lain dalam satu tahun. Alasannya adalah karena para produsen kartu ucapan, pabrik coklat, toko perhiasan, dan jutaan toko bunga berhasil mencuci otak setiap wanita dan sebagian besar pria bahwa Valentine’s Day adalah sebuah momentum yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Tidak peduli Anda masih dalam periode pendekatan, sekedar TTM, pacaran, atau malah menikah, tekanan yang diciptakan oleh para korporasi besar itu terlalu besar untuk dilawan sehingga mau tidak mau Anda terhipnotis untuk melangkah ke dalam salah satu toko, sujud menyembah sang dewa Cinta dan membeli satu dua jimat yang konon bisa mempererat hubungan emosional Anda dengan kekasih. Setiap tahunnya, pada hari Cinta dan Kasih Sayang sedunia, justru kedua hal tersebut mendadak menjadi sesuatu yang sangat sulit dan penuh tekanan sekaligus dangkal. Alasan saya menulis demikian adalah karena semakin panjang periode sebuah hubungan, semakin besar tekanan yang pasangan itu alami karena menipisnya ide-ide orisinal. Begitu teracuni dengan budaya kapitalistik, kita biasanya menyerah dan mengambil jalan pintas: mencarikan hadiah atau acara yang lebih mahal daripada tahun sebelumnya. Kalau pasangan tersebut kebetulan tidak memiliki hambatan apapun di departemen finansialnya, maka Valentine tahun itu akan berlalu dengan menyenangkan. Tapi kalau salah satunya, mengalami kesulitan, maka satu minggu menjelang hari Valentine tahun itu akan menjadi neraka berjalan.
Saya tahu sekarang ini masih terlalu jauh dari jadwal Valentine berikutnya, tapi memang itu maksud saya menerbitkannya sekarang agar Anda dapat mempersiapkan diri dan pasangan Anda. Beberapa saran sederhana adalah: hindari memberikan hadiah yang terlalu ekstrim, misalnya "ular" dan "janin bayi"; kalau bisa jangan berduaan di kos; lupakan nasihat-nasihat bodoh beredar di tabloid dan majalah populer yang semakin memperparah situasi; dan sadari bahwa survei mencatat ada banyak kisah cinta yang terputus pada pada hari Valentine. Terakhir, jika semua orang di dunia bersikap sok spesial di hari Valentine, bukankah itu berarti Anda dan pasangan Anda menjadi tidak spesial (sama seperti orang lain) jika ikut-ikutan bersikap spesial seperti itu juga?
AKU bicara perihal Cinta????…
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu. (Khalil Gibran*)
Epilog: Telusuri hati dan ketulusan, karena cinta adalah pengorbanan dan keikhlasan. Bukan tindakan egoistik yang mengatasnamakan kasih sayang. Bukan penghujatan yang mengalalkan pembenaran atas larangan normatif ketimuran. Mari berbagi cinta dan kasih sayang setiap hari. Bukan hanya mengkambinghitamkan Valentine's day untuk memanfaatkan rasa sayang. Karena kejahatan terbesar adalah memanfaatkan cinta kasih orang lain untuk melakukan kejahatan.
Itulah sedikit renungan tentang Valentine's Day. Sebuah overview yang semoga saja meredakan kepanikan yang tidak perlu menyambut 'Hari Kasih Sayang'. Kefanatikan yang sebenarnya mencerminkan filosifi cinta kasih yang sedikit naif. Namun, seberapa deras pun perdebatan pro-kontra tentang kepantasan perayaan semacam ini, kita tak bisa menutup mata dari infiltrasi budaya global, karena kita adalah bagian dari keseluruhan yang total. Dan tidak ada salahnya juga sedikit berimprovisasi tentang cara pengungkapan cinta dan kasih sayang dengan mengitismewakan satu hari sebagai klimaks dari pencurahan cinta yang kontinyu sepanjang tahun. Memang tidak harus sih, tapi kebetulan ketika 14 Februari diakui dunia sebagai Hari Kasih Sayang, tidaklah salah juga anda memanfaatkannya untuk selebrasi perjalanan cinta dengan cara yang spesial. Karena moment dan perlakuan khusus yang fluktuatif sangan mungkin menciptakan kenangan manis yang tak terlupakan, yang akan membuat anda tersenyum-senyum sendiri di kemudian hari. Tapi ingat, jangan kebablasan, melupakan esensi ketimuran yang sarat dengan pengajaran moral hanya karena ingin seperti orang lain atau karena trend. Jangan berlebihan karena berlebihan itu, sekali lagi, teman setan.
I love you all my beloved frienads. Happy Valentine's Day?!
Salam revolusi cinta,
dePraxis; BENIMO
My love is an everyday passion and caring..
Prolog,: Euforia Valentine's Day menggema di relung hati pasangan tua dan muda di bulan Februari ini. Mencoba berekspresi semengesankan mungkin untuk sebuah selebrasi yang masih dipertanyakan. Pro dan kontra masih bersileweran mencari kesalahan atau pembenaran untuk budaya yang diadaptasi. Dan esensi hari 'kasih sayang' tetap berjalan mengabaikan keberatan dan larangan. Meciptakan kepanikan nakal dalam relung hati yang muda yang bercinta. Namun, apa pun fakta tetang 'Hari Cinta Sedunia' ini, ada baiknya kita kembali merenung memikirkan manfaat dan mudharat. Jangan berlebihan, karena kemubazhiran itu teman setan.
Hari romantis?
Adakah satu hari dimana terjadi ritual pembantaian manusia besar-besaran di seluruh dunia yang bukan saja terus diperingati, tapi juga dilakukan berulang-ulang, setiap tahunnya? Tanggal 14 Februari, atau biasa dikenal dengan Valentine’s Day. Saya tidak mengacu pada konflik berdarah antar mafia Al Capone dan Bugs Moran pada musim dingin 1929. Saya juga tidak berbicara tentang hari kematian martir seorang santo di abad 3 Masehi yang kemudian menjadi asal-usul nama Hari Valentine. Yang saya maksud adalah pembantaian hati para pria dan wanita di seluruh dunia yang dilakukan atas nama cinta, baik mereka yang sudah dalam hubungan asmara ataupun masih single. Pernahkah terbayang ada berapa banyak orang yang mengalami patah hati karena ungkapan perasaan cintanya ditolak pada hari itu? Valentine’s Day juga membuat pria dan wanita yang belum memiliki pasangan merasa aneh, cacat, depresi karena merasa tidak terlibat dalam perayaan sedunia itu. Itu sebabnya menjelang hari Valentine, banyak yang terpikir menyatakan perasaan, atau menembak, gebetannya. Sayang sekali, ide itu justru membuka resiko depresi lebih parah karena penolakan yang Anda terima di hari itu berarti akan dirayakan oleh ratusan juta manusia setiap tahunnya. Tidak peduli apapun cara nembak yang Anda pilih, misalnya lewat radio atau di tepi sawah, secara statistik 14 Februari adalah hari terburuk untuk melakukannya! Rasa sakit hati yang anda alami mampu untuk mendorong anda melakukan tindakan bodoh seperti bunuh diri massal, menculik anak orang dan membunuh kekasih idaman Anda; tentu itu kejutan terbesar yang pernah dia dapatkan, sekaligus kejutan terakhir dalam hidupnya…
Bagi yang sudah memiliki hubungan, tren Valentine’s Day memiliki kecenderungan merusaknya karena adanya harapan-harapan yang tidak sehat tentang hari tersebut. Pria dan wanita mengalami lebih banyak tekanan pada hari itu dibandingkan dengan hari-hari lain dalam satu tahun. Alasannya adalah karena para produsen kartu ucapan, pabrik coklat, toko perhiasan, dan jutaan toko bunga berhasil mencuci otak setiap wanita dan sebagian besar pria bahwa Valentine’s Day adalah sebuah momentum yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Tidak peduli Anda masih dalam periode pendekatan, sekedar TTM, pacaran, atau malah menikah, tekanan yang diciptakan oleh para korporasi besar itu terlalu besar untuk dilawan sehingga mau tidak mau Anda terhipnotis untuk melangkah ke dalam salah satu toko, sujud menyembah sang dewa Cinta dan membeli satu dua jimat yang konon bisa mempererat hubungan emosional Anda dengan kekasih. Setiap tahunnya, pada hari Cinta dan Kasih Sayang sedunia, justru kedua hal tersebut mendadak menjadi sesuatu yang sangat sulit dan penuh tekanan sekaligus dangkal. Alasan saya menulis demikian adalah karena semakin panjang periode sebuah hubungan, semakin besar tekanan yang pasangan itu alami karena menipisnya ide-ide orisinal. Begitu teracuni dengan budaya kapitalistik, kita biasanya menyerah dan mengambil jalan pintas: mencarikan hadiah atau acara yang lebih mahal daripada tahun sebelumnya. Kalau pasangan tersebut kebetulan tidak memiliki hambatan apapun di departemen finansialnya, maka Valentine tahun itu akan berlalu dengan menyenangkan. Tapi kalau salah satunya, mengalami kesulitan, maka satu minggu menjelang hari Valentine tahun itu akan menjadi neraka berjalan.
Saya tahu sekarang ini masih terlalu jauh dari jadwal Valentine berikutnya, tapi memang itu maksud saya menerbitkannya sekarang agar Anda dapat mempersiapkan diri dan pasangan Anda. Beberapa saran sederhana adalah: hindari memberikan hadiah yang terlalu ekstrim, misalnya "ular" dan "janin bayi"; kalau bisa jangan berduaan di kos; lupakan nasihat-nasihat bodoh beredar di tabloid dan majalah populer yang semakin memperparah situasi; dan sadari bahwa survei mencatat ada banyak kisah cinta yang terputus pada pada hari Valentine. Terakhir, jika semua orang di dunia bersikap sok spesial di hari Valentine, bukankah itu berarti Anda dan pasangan Anda menjadi tidak spesial (sama seperti orang lain) jika ikut-ikutan bersikap spesial seperti itu juga?
AKU bicara perihal Cinta????…
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu. (Khalil Gibran*)
Epilog: Telusuri hati dan ketulusan, karena cinta adalah pengorbanan dan keikhlasan. Bukan tindakan egoistik yang mengatasnamakan kasih sayang. Bukan penghujatan yang mengalalkan pembenaran atas larangan normatif ketimuran. Mari berbagi cinta dan kasih sayang setiap hari. Bukan hanya mengkambinghitamkan Valentine's day untuk memanfaatkan rasa sayang. Karena kejahatan terbesar adalah memanfaatkan cinta kasih orang lain untuk melakukan kejahatan.
Itulah sedikit renungan tentang Valentine's Day. Sebuah overview yang semoga saja meredakan kepanikan yang tidak perlu menyambut 'Hari Kasih Sayang'. Kefanatikan yang sebenarnya mencerminkan filosifi cinta kasih yang sedikit naif. Namun, seberapa deras pun perdebatan pro-kontra tentang kepantasan perayaan semacam ini, kita tak bisa menutup mata dari infiltrasi budaya global, karena kita adalah bagian dari keseluruhan yang total. Dan tidak ada salahnya juga sedikit berimprovisasi tentang cara pengungkapan cinta dan kasih sayang dengan mengitismewakan satu hari sebagai klimaks dari pencurahan cinta yang kontinyu sepanjang tahun. Memang tidak harus sih, tapi kebetulan ketika 14 Februari diakui dunia sebagai Hari Kasih Sayang, tidaklah salah juga anda memanfaatkannya untuk selebrasi perjalanan cinta dengan cara yang spesial. Karena moment dan perlakuan khusus yang fluktuatif sangan mungkin menciptakan kenangan manis yang tak terlupakan, yang akan membuat anda tersenyum-senyum sendiri di kemudian hari. Tapi ingat, jangan kebablasan, melupakan esensi ketimuran yang sarat dengan pengajaran moral hanya karena ingin seperti orang lain atau karena trend. Jangan berlebihan karena berlebihan itu, sekali lagi, teman setan.
I love you all my beloved frienads. Happy Valentine's Day?!
Salam revolusi cinta,
dePraxis; BENIMO
My love is an everyday passion and caring..
SOCIALIZE IT →